PROSES DAN TAHAPAN REPRODUKSI SEKSUAL
PADA TUMBUHAN BUNGA
(SPERMATOPHYTA)
Oleh:
HASBALLAH

PROGRAM
STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016
Tahapan Reproduksi Seksual Pada
Tumbuhan Bunga.
1. Struktur dan Bagian Bunga
|
BAGIAN BUNGA
|
FUNGSI
|
|||
|
1. 1. Kelopak (kalik)
|
Melindungi kuncup bunga
|
|||
|
2. Mahkota (korola)
|
Menarik perhatian serangga
|
|||
|
3. Benang sari (stamen) terdiri
dari :
a. tangkai sari (filament)
b. kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
|
Sebagai penghasil gamet jantan,
yaitu serbuk sari (pollen)
|
|||
|
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
|
Sebagai penghasil gamet betina
|
Gambar 1.
Struktur Bunga
2. Struktur Anatomi
Bunga
Secara
anatomi, hampir seluruh bagian bunga disusun oleh struktur jaringan yang hampir
sama, yaitu sel-sel parenkim. Hanya kepala sari saja yang mempunyai struktur
jaringan yang berbeda dan lebih kompleks karena terdiri dari beberapa lapisan
pelindung. Sel-sel Parenkim penyusun bunga disebut juga jaringan mesofil.
Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun kelopak umumnya
mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya
dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun, sel-sel
daun kelopak ini juga mengandung klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya
mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota
mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila
dan dilapisi kutikula.
Sementara
itu, benang sari dan putik mempunyai struktur sangat berbeda. Secara umum,
benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun
oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkim yang mempunyai vakuola tanpa ruang
antar sel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau
mungkin juga stomata.
Kepala
sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang
berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang
berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap
jenis tumbuhan berbeda. Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai
berikut.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar
kepala sari yang mengalami pembelahan antiklinal. Sel-selnya menjadi sangat
terentang dan menjadi pipih karena mengikuti pembesaran kepala sari. Pada
kebanyakan tumbuhan, terutama yang hidup di daerah kering, jaringan ini
kehilangan hubungan sel-selnya, hingga pada saat kepala sari masak hanya
kelihatan sisa-sisanya saja.
b. Endotesium
Lapisan sel yang langsung terdapat
di sebelah dalam epidermis adalah endotesium. Perkembangan maksimumnya pada
waktu butir serbuk sari telah saatnya untuk dilepaskan. Sel-selnya memanjang ke
arah radial dari dinding tangensial di sebelah dalam terdapat
penebalan-penebalan seperti pita menuju ke arah luar, berakhir di dekat dinding
luar pada tiap sel. Adanya penebalan serabut, perbedaan ketebalan dinding
tangensial dalam dan luar serta sifat higroskopis dari sel-sel endotesium,
membantu membukanya antera pada waktu masak. Karena memnpunyai penebalan
berserabut (fibrous), pada beberapa sel endotesium disebut juga lamina fibrosa.
Pada bebebrapa anggota suku Hydrocharitaceae dan beberapa jenis tumbuhan anggrek
bunganya tidak pernah membuka (kleistogam) Tidak terlihat adanya perkembangan
penebalan dinding semacam itu. Pada jenis-jenis tersebut tidak terdapat cara
khusus untuk membukanya kepala sari.
c. Lapisan
tengah
Lapisan tengah merupakn
lapisan-lapisan sel di bawah endotesium, biasanya 1 sampai 3 lapis sel. Sel-sel
ini biasanya menjadi pipih dan rusak karena tertekan pada waktu sel-sel induk
mikrospora melaksanakan pembelahan meiosis. Pada beberapa tumbuhan (contoh :
Lilium dan Ranunculus) satu atau beberapa lapisan tengah tetap bertahan.
d. Tapetum
Tapetum merupakan lapisan terdalam
dari dinding antera dan mencapai perkembangan maksimum pada waktu
mikrosporogenesis, mencapai stadium tetrad. Lapisan ini mempunyai fungsi
fisiologis karena semua bahan makanan yang masuk ke dalam sel-sel sporogen
harus melaluinya. Sel-selnya dipenuhi dengan sitoplasma yang padat dan inti
yang nyata. Pada waktu permulaan meiosis inti sel-sel taperum juga menunjukkan
beberapa pembelahan. Karena adanya persamaan semacam itu antara sel-sel tapetum
dengan sel-sel sporogen, ada dugaan bahwa sel-sel tapetum berasal dari sel-sel
sporogen. Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan asalnya yang parietal.
Pembelahan inti yang pertama pada sel-sel tapetum seringkali diikuti oleh
pembelahan-pembelahan selanjutnya. Beberapa pembelahan mungkin diikuti oleh fusi-fusi
inti, menghasilkan 1 atau lebih dari 2 inti poliploid yang besar. Inti semacam
ini mungkin membelah lagi menjadi inti-inti yang lebih kecil. Kelakuan semacam
ini umum pada sel-sel tapetum. Pada waktu hampir terjadi pembelahan meiosis
pada sel-sel induk mikrospora, sel sel tapetum mulai kehilangan hubungannya
satu sama lain. Vakuola-vakuola yang besar muncul di dalam sitoplasma, sedang
inti sel menunjukkan tanda-tanda degenerasi. Akhirnya sel-sel itu terabsorbsi
pada waktu mikrospora mulai memisahkan diri satu sama lain. Tapetum tipe ini,
sel-selnya tetap pada posisi semula sepanjang perkembangan mikrospora disebut
tapetum glanduler atau sekretoris, terdapat umum pada tumbuhan Angiospermae.
Pada beberapa tumbuhan misalnya Typha, Butomus, Tradescantia dinding sel
tapetum sebelah dalam dan dinding radialnya mengalami kerusakan sejak awak
tetapi protolasnya tetap berhubungan, menonjol dan mengembara di dalam ruang
sari dan mungkin juga bersatu membentuk massa yang berkesinambungan yang
disebut tapetum amuboid atau periplasmodial. Seperti halnya dengan tapetum
glanduler, tapetum amuboid juga berfungsi memberi makan kepada
serbuk sari, dan mungkin lebih efektif untuk tugas ini. Peranan lain dari
tapetum adalah dalam pembentukan dinding serbuk sari.
|
|
|
|
3. Gametogenesis Pada Tumbuhan.
Gametogenesis pada tumbuhan biji meliputi
Mikrosporogenesis dan Makrosporogenesis. Mikrosporogenesis merupakan proses
pembentukan gamet jantan, sedangkan Makrosporogenesis (Megasporogenesis)
merupakan pembentukan pembentukan gamet betina.
3.1 Proses Pembentukan Sel
Kelemin Jantan (Mikrosporogenesis)
Makrosporogenesis yaitu proses
pembentukan gamet jantan pada tumbuhan. Gamet jantan diproduksi didalam butir
serbuk sari melalui pembagian generatif sel menjadi dua inti sperma. Kepala
sari (anther) tersusun oleh 4 ruang serbuk sari yang disebut dengan mikrosporangium.
Mikrosporogenesis terjadi didalam kepala sari atau antera. Didalam antera
terdapat kantong serbuk sari yang didalamnya berisi sejumlah sel-sel induk
serbuk sari atau sel induk mikrospora (mikrosporosit) yang diploid.
Mekanism Proses
Mikrosporogenesis sebagai berikut:
1) Sel induk mikrospora membelah meiosis
I dan menghasilkan sepasang sel haploid.
2) Sepasang sel haploid membelah meiosis
II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu disebut tetrad.
3) Setiap mikrospora mengalami
kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti haploid. Satu inti disebut inti
saluran serbuk sari (inti vegetatif), inti lain dinamakan inti generatif.
4) Inti generatif membelah secara
mitosis tanpa sitokenesis sehingga terbentuk dua inti sperma. Inti saluran
serbuk sari tidak membelah.
Gametofit jantan masak terdiri atas
tiga sel yang dihasilkan dari dua kali pembelahan mitosis yang terjadi di dalam
butir serbuk sari. Pada pembelahan mitosis pertama, nuselus butir serbuk sari
(mikrospora) muda mengambil tempat di dekat dinding. Pembelahan pertama
menghasilkan dua sel, yaitu sel vegetatif dan sel generatif. Sel generatif muda
mempunyai sebuah kalosa atau dinding selulosa. Selanjutnya, sel generatif
terpisah dari dinding butir serbuk sari dan kehilangan dinding kalosanya,
dikelilingi oleh sitoplasma sel vegetatif, kemudian menjadi oval atau berbentuk
lensa.
Pada tahap ini, butir serbuk sari
gugur dari antera dan sel generatif membelah sekali untuk membentuk dua gamet
jantan sebelum pembukaan antera. Lamella bagian dalam dinding buluh serbuk sari
terdiri atas kalosa dan selulosa. Protoplas hanya terdapat pada bagian distal
pembuluh dan terpisah dari bagian proksimal oleh pembentukan sumbat kalosa yang
dibentuk dari waktu ke waktu oleh protoplas.
Mekanisme
Pembukaan Kantong Sari:
Diawali pada saat atau selama antera
endotesium kehilangan air. Oleh karena isi air sel menurun/berkurang, dinding
sel mati karena respirasi terhenti. Karena semua sel endotesium kehilangan air
pada waktu yang hampir sama dan semua dinding luar melipat dan mengerut,
endotesium mengecil sehingga antera terbuka.
3.2 Proses Pembentukan Sel Kelemin
Betina (Makrosporogrnesis)
Megagametogenesis/makrosporogenesis
yaitu proses pembentukan gamet betina. Sel telur atau ovum berasal dari
sel induk atau megasporosit yang diploid. Megasporogenesis berlangsung dalam
bakal buah atau ovarium. Didalam ovarium terdapat bakal biji
atau ovulum yang menempel pada dinding ovarium. Organisasi
kantong embrio yang dewasa terdiri atas 7 sel, yaitu satu sel sentral yang
besar dengan dua inti kutub, di bagian mikropil 2 sel sinergid dan satu sel
telur, serta di bagian khalaza 3 sel antipoda. Perkembangan kantong embrio
dimulai dengan memanjangnya inti megaspora yang berfungsi. Ovulum dilindungi
oleh integumen luar dan integumen dalam. Bakal biji berhubungan dengan buluh serbuk
melalui lubang mikrofil. Dalam bakal biji terdapat sel induk megaspora.
proses pembentukan sel kelamin
betina pada 8 inti yang terbentuk melalui pembelahan meiosis dan mitosis itu
terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dalam mikrofil, 3 inti paling atas
disebut sel antipoda, 2 inti yang ada ditengah disebut inti kandung lembaga
sekunder dan ada 3 inti paling bawah, 2 yang ada di pinggir disebut sinergid
dan 1 yang ada di tengah disebut ovum.
Mekanisme Proses
Megasporogenesis adalah sebagai berikut:
1) Sebuah sel induk megaspora diploid
(megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I yang menghasilkan dua sel
haploid.
2) Kedua sel haploid mengalami meiosis
II dihasilkan empat megaspora haploid, tiga diantaranya
mengalami degenerasi.
3) Megaspora yang masih hidup mengalami
tiga kali kariokinesis tanpa sitokinesis dan dihasilkan sel besar (kandung
lembaga muda) dan delapan inti haploid.
4) Dalam megaspora empat inti berada
pada sisi kalaza dan empat intinya didekat mikrofil.
5) Satu inti dari tiap sisi menuju
kepusat dan bersatu membentuk kandung lembaga sekunder yang diploid.
6) Tiga inti pada bagian kalaza
dinamakan inti antipoda, inti dibagian tengah yang dekat mikrofil
dinamakan ovum (sel telur), dan disamping kiri kanan
dinamakan sinergid.
4. Penyerbukan (Polinasi)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk
sari ke kepala putik untuk tumbuhan biji tertutup, atau jatuhnya serbuk sari
langsung pada bakal biji untuk tumbuhan biji terbuka.
Sedangkan pembuahan adalah terjadinya persatuan atau peleburan inti sel telur
dengan inti sel sperma didalam kantung lembaga.
Gambar 4. Proses penyerbukan
Beberapa bunga melakukan penyerbukan
sendiri, tetapi sebagian besar angiosperma memiliki mekanisme yang membuat
sulit atau tidak mungkin bagi suatu bunga untuk menyerbuki dirinya sendiri. Berbagai
rintangan yang menghalangi penyerbukan sendiri memberikan sumbangan terhadap
keragaman genetik dengan cara menjamin sel telur dan sel sperma berasal dari
induk yang berbeda-beda. Tumbuhan-tumbuhan berumah dua, tentunya, tidak dapat
melakukan penyerbukan sendiri karena mereka adalah bunga uniseksual, hanya
staminat atau karpelat.
2.4 Pembuahan
(Fertilisasi)
Fertilisasi
adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel
kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat terjadi di
antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di dalam
ruang bakal biji.
Mekanisme/Proses
pembuahan pada tumbuhan biji adalah sebagia berikut:
1) Setelah terjadi penyerbukan, kepala putik
menghasilkan cairan gula untuk memberi makanan kepada serbuk sari.
2) Selanjutnya dinding serbuk sari mengembang, yang diikuti oleh pecahnya dinding luar serbuk sari. Sedangkan dinding sebelah dalam melengkuk ke
dalam menembus kepala putik, kemudian membentuk buluh serbuk
sari atau tabung serbuk sari. Tabung ini menghubungkan serbuk
sari dengan bakal biji. Tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur di dalam
bakal biji melalui celah kecil yang disebut mikropil.
3) Selama perjalanan serbuk sari di dalam tabung sari menuju bakal biji, terjadi
beberapa perubahan (pematangan). Inti sel serbuk sari membelah menjadi dua, yakni inti vegetatif dan inti generatif. Inti
vegetatif berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari sehingga
mencapai mikrofil dan setelah itu inti vegetatif mati. Sedangkan Inti
generatif membelah lagi
menjadi dua inti sperma yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2. Ke dua inti sperma yang terbentuk ini akan masuk ke ruang bakal biji melalui
mikropil.
|
Proses Pematangan Gamet Jantan
|
4) Di dalam ruang bakal biji/kandung lembaga terjadi proses pembentukan sel telur (ovum). Sel induk megaspora
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan satu sel megaspora dan tiga sel
lainnya berdegenerasi. Selanjutnya sel megaspora (kandung embrio muda)
mengalami pembelahan (mitosis) tiga kali yang
menghasilkan 8 inti sel, yang terdiri dari: 3 Inti pada
bakal embrio berkembang menjadi 1 inti sel
telur (ovum) dan 2 inti menjadi sel sinergid (penjaga), 3 inti antipoda berkembang menjadi sel antipoda, dan 2 inti
kandung lembaga primer (kemudian bersatu membentuk inti kandung lembaga
sekunder) yang bersifat diploid (2n). Inti sel telur di apit oleh 2 inti sinergid dan letaknya dekat mikropil. Sedangkan 3
antipoda terletak pada kutub yang berlawanan dengan mikropil. Dan inti kandung
lembaga primer terletak di tengah, di antara sel telur dan antipoda.
|
Proses Pematangan Gamet Betina
|
5) Selanjutnya inti vegetatif dari serbuk sari masuk ke dalam
mikropil sebagai pembuka jalan bagi inti generatif untuk membuahi sel
telur. Inti generatif 1 (satu) membuahi sel telur membentuk zigot (lembaga). Peristiwa pembuahan ini disebut
pembuahan pertama. Zigot kemudian tumbuh menjadi embrio. Sedangkan inti generatif 2 (dua) melebur dengan inti kandungan lembaga sekunder
membentuk endoperm yang bersifat triploid (3n). Peristiwa pembuahan
ini disebut pembuahan kedua. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi lembaga
atau embrio. Nah! Karena terjadi dua kali pembuahan seperti ini maka proses pembuahan pada
tumbuhan biji sering disebut sebagai pembuahan ganda.
6) Setelah pembuahan selesai maka sisa benang sari, mahkota, dan kelopak bunga
akan layu dan gugur. Sedangkan bakal biji berkembang
menjadi biji yang dilindungi oleh dinding bakal buah, dan bakal buah
berkembang menjadi buah.
Terimakasih












Tidak ada komentar:
Posting Komentar